Kodok News - PT Indocement Tunggal Prakarsa Plant Tarjun terus memberikan dukungan dalam hal mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMK...
Kodok News - PT Indocement Tunggal Prakarsa Plant Tarjun terus memberikan dukungan dalam hal mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) melalui program CSR nya kepada desa-desa binaan yang berada di lingkungan perusahaan, salah satunya yaitu memberikan pembinaan kepada workshop kerajinan limbah kayu ulin yang berada di Desa Sidomulyo Kecamatan Kelumpang Hulu.
Diungkapkan Management PT Indocement Tunggal Prakarsa, H Teguh Iman Basoeki, bahwa perusahaan tentunya akan terus memberikan support kepada para pelaku UMKM dalam pengembangan kemandirian untuk kemajuan.
Dengan memiliki 10 desa mitra yang ada di lingkungan perusahaan, lanjut Teguh, pastinya menjadi perhatian besar dan di wujudkan dalam berbagai kegiatan yang sudah terlaksana baik itu pelatihan, pembinaan dan pemberian bantuan secara langsung.
"Ini merupakan salah satu wujud nyata dari Indocement dalam hal mengembangkan UMKM melalui Program CSR. Diharapkan melalui berbagai program ke masyarakat yang telah dilaksanakan oleh Indocement, dapat membantu masyarakat untuk lebih maju dan berkembang. Kami dari Indocement terus berupaya dengan baik untuk kepentingan masyarakat dalam membangun kebersamaan, kemandirian guna meningkatkan kesejahteraan untuk masyarakat kedepannya,"katanya.
Pemilik workshop kerajinan limbah kayu ulin Muhammad Zulfiqli mengungkapkan bahwa keberadaan worshop ini baru setahun, dan menurutnya kendala utama adalah pada pemasaran yang dinilai belum maksimal serta peminat yang masih sedikit khususnya di tingkat lokal.
"Alhamdulillah, workshop ini menjadi salah satu tujuan bagi kolektor atau penyuka seni yang terbuat dari bekas-bekas kayu ulin. untuk harganya masih relatif tinggi yakni kisaran harga antara Rp 2 juta hingga Rp 10 juta bahkan lebih,"ungkapnya.
Dijelaskan Zulfiqli, kerajinannya sudah beberapa kali di ikutkan pada pameran expo di beberapa daerah, dan itu merupakan salah satu promosi yang dilakukan.
"Kedepan kami berharap ada bantuan khususnya dari sisi peralatan, karena untuk sekarang peralatan yang kami pergunakan hanya seadanya saja. Namun, kami dari sisi pelaku usaha sangat berterimakasih kepada salah satu perusahaan produsen semen Tiga Roda yakni Indocement karena mereka merupakan salah satu pembina dari usaha yang kami geluti sekarang ini," imbuhnya.
Salah satu penyuka kerajinan limbah ulin, Syahril menilai, kerajinan limbah kayu ulin tentu menjadi salah satu daya tarik karena jarang dijumpai pelaku usaha mampu memanfaatkan limbah kayu endemik asli Kalimantan yang di buat dan di bentuk memiliki nilai ekonomis tinggi.
"Kebetulan saya dirumah ada beberapa kerajinan limbah kayu ulin yang saya beli, dan pelaku usaha semacam ini harus selalu di support karena dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar," ucap Syahril. (brn/kodoknews)
Diungkapkan Management PT Indocement Tunggal Prakarsa, H Teguh Iman Basoeki, bahwa perusahaan tentunya akan terus memberikan support kepada para pelaku UMKM dalam pengembangan kemandirian untuk kemajuan.
Dengan memiliki 10 desa mitra yang ada di lingkungan perusahaan, lanjut Teguh, pastinya menjadi perhatian besar dan di wujudkan dalam berbagai kegiatan yang sudah terlaksana baik itu pelatihan, pembinaan dan pemberian bantuan secara langsung.
"Ini merupakan salah satu wujud nyata dari Indocement dalam hal mengembangkan UMKM melalui Program CSR. Diharapkan melalui berbagai program ke masyarakat yang telah dilaksanakan oleh Indocement, dapat membantu masyarakat untuk lebih maju dan berkembang. Kami dari Indocement terus berupaya dengan baik untuk kepentingan masyarakat dalam membangun kebersamaan, kemandirian guna meningkatkan kesejahteraan untuk masyarakat kedepannya,"katanya.
Pemilik workshop kerajinan limbah kayu ulin Muhammad Zulfiqli mengungkapkan bahwa keberadaan worshop ini baru setahun, dan menurutnya kendala utama adalah pada pemasaran yang dinilai belum maksimal serta peminat yang masih sedikit khususnya di tingkat lokal.
"Alhamdulillah, workshop ini menjadi salah satu tujuan bagi kolektor atau penyuka seni yang terbuat dari bekas-bekas kayu ulin. untuk harganya masih relatif tinggi yakni kisaran harga antara Rp 2 juta hingga Rp 10 juta bahkan lebih,"ungkapnya.
Dijelaskan Zulfiqli, kerajinannya sudah beberapa kali di ikutkan pada pameran expo di beberapa daerah, dan itu merupakan salah satu promosi yang dilakukan.
"Kedepan kami berharap ada bantuan khususnya dari sisi peralatan, karena untuk sekarang peralatan yang kami pergunakan hanya seadanya saja. Namun, kami dari sisi pelaku usaha sangat berterimakasih kepada salah satu perusahaan produsen semen Tiga Roda yakni Indocement karena mereka merupakan salah satu pembina dari usaha yang kami geluti sekarang ini," imbuhnya.
Salah satu penyuka kerajinan limbah ulin, Syahril menilai, kerajinan limbah kayu ulin tentu menjadi salah satu daya tarik karena jarang dijumpai pelaku usaha mampu memanfaatkan limbah kayu endemik asli Kalimantan yang di buat dan di bentuk memiliki nilai ekonomis tinggi.
"Kebetulan saya dirumah ada beberapa kerajinan limbah kayu ulin yang saya beli, dan pelaku usaha semacam ini harus selalu di support karena dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar," ucap Syahril. (brn/kodoknews)
kami dr pihak pengrajin limbah kayu ulin desa sidomulyo kec.kelumpang hulu kab kotabaru,kendala pemasaran tolong pihak2 tetkait bantu kami
BalasHapus