Kodok News - Untuk menekan angka inflasi yang masih tinggi yaitu 0.68 persen pada Januari lalu, Pemkab Kotabaru menggelar Rapat Koordinas...
Kodok News - Untuk menekan angka inflasi yang masih tinggi yaitu 0.68 persen pada Januari lalu, Pemkab Kotabaru menggelar Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di ruang rapat bagian Perekonomian Setda, Kamis (20/2/2020).
Mengangkat tema "Stabilitas harga menuju Indonesia maju, sinergi meningkatkan ketersedian pangan melalui korporatisasi dan digitalisasi UMKM", Rakoor ini dihadiri Assisten II Bidang Perekonomian, Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalsel, Kabag Perekonomian Kabupaten Tabalong, Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Urusan Logistik (BULOG) dan anggota TPID Kotabaru.
Ditemui usai acara, Assisten II Bidang Perekonomian H Akhmad Rivai mengungkapkan, dari data Badan Pusat Statistik Kotabaru saat ini komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi yaitu, bayam, ikan tongkol, ikan selangat, udang basah, angkutan udara, tahu mentah, tempe, bawang merah serta bawang putih.
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi yaitu, daging ayam ras, labu parang, kacang panjang, susu bubuk untuk balita.
"kita akan mengoptimalkan instansi-instansi terkait, untuk menekan angka inflasi di Kotabaru,"tuturnya.
Rivai menjelaskan, beberapa faktor yang mengakibatkan naiknya angka inflasi di Kotabaru seperti komuditas sayur mayur yang selama ini mengirim dari Surabaya dan Makasar, sedangkan dari komuditas ikan yaitu cuaca buruk yang membuat para nelayan tidak dapat melaut.
"Insya Allah, semoga di tahun ini kita dapat menekan angka inflasi, kalau bisa diangka 0 stabil, apalagi mau masuk bulan Ramadhan,"tutupnya.
Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalsel, Rahmat Dwisaputra mengatakan, untuk menekan inflasi, harus memperbaiki dari sisi hulunya, seperti sayur mayur yang didatangkan dari luar Kalimantan sangat tergantung distribusi.
Sedangkan dari sisi kerjasama antar daerah, kita sudah memetakan daerah mana saja yang mengalami surplus barang-barang seperti beras, telur bebek, dan bawang merah, yang kita anjurkan untuk dijual dulu ke daerah kalimantan sebelum keluar kalimantan.
"ini merupakan salah satu cara kita mengatasi angka inflasi,"ujarnya. (brn/kodoknews)
Mengangkat tema "Stabilitas harga menuju Indonesia maju, sinergi meningkatkan ketersedian pangan melalui korporatisasi dan digitalisasi UMKM", Rakoor ini dihadiri Assisten II Bidang Perekonomian, Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalsel, Kabag Perekonomian Kabupaten Tabalong, Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Urusan Logistik (BULOG) dan anggota TPID Kotabaru.
Ditemui usai acara, Assisten II Bidang Perekonomian H Akhmad Rivai mengungkapkan, dari data Badan Pusat Statistik Kotabaru saat ini komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi yaitu, bayam, ikan tongkol, ikan selangat, udang basah, angkutan udara, tahu mentah, tempe, bawang merah serta bawang putih.
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi yaitu, daging ayam ras, labu parang, kacang panjang, susu bubuk untuk balita.
"kita akan mengoptimalkan instansi-instansi terkait, untuk menekan angka inflasi di Kotabaru,"tuturnya.
Rivai menjelaskan, beberapa faktor yang mengakibatkan naiknya angka inflasi di Kotabaru seperti komuditas sayur mayur yang selama ini mengirim dari Surabaya dan Makasar, sedangkan dari komuditas ikan yaitu cuaca buruk yang membuat para nelayan tidak dapat melaut.
"Insya Allah, semoga di tahun ini kita dapat menekan angka inflasi, kalau bisa diangka 0 stabil, apalagi mau masuk bulan Ramadhan,"tutupnya.
Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalsel, Rahmat Dwisaputra mengatakan, untuk menekan inflasi, harus memperbaiki dari sisi hulunya, seperti sayur mayur yang didatangkan dari luar Kalimantan sangat tergantung distribusi.
Sedangkan dari sisi kerjasama antar daerah, kita sudah memetakan daerah mana saja yang mengalami surplus barang-barang seperti beras, telur bebek, dan bawang merah, yang kita anjurkan untuk dijual dulu ke daerah kalimantan sebelum keluar kalimantan.
"ini merupakan salah satu cara kita mengatasi angka inflasi,"ujarnya. (brn/kodoknews)
COMMENTS